LKTS 2007

HIMATIKA UNS DAN IHMSI MENGADAKAN LOMBA KARYA TULIS STATISTIK NASIONAL 2007

1. Ketentuan umum
a). peserta harus terdaftar sebagai mahasiswa aktif diploma atau S1 perguruan tinggi di Indonesia.
b). peserta dapat perorangan , atau berkelompok dengan max 3 orang setiap kelompoknya. anggota kelompok dapat berasal dari disiplin ilmu yg berbeda dalam satu perguruan tinggi.
c). peserta tidak diperkenankan mengirim lebih dari satu karya tulis.
d). karya ilmiah adalah hasil karya sendiri dan belum pernah diikutkan lomba sejenis.
e). karya ilmiah dibuat rangkap 4 dan menyertakan softfile dalam bentuk cd.
f). setiap karya tulis yg dikirim harus diketahui oleh pimpinan perguruan tinggi.
g). finalis diambil 7 karya tulis terbaik.
2. juri : Dr.Sutanto, DEA (pakar IT)
Dr.Dra. Sri Haryatmi Kartiko, M.Sc (pakar statistik)
Ikatan Statistik Indonesia (ISI)
3.pelaksanaan
pengumpulan hasil karya tulis : 7 Oktober 2007
seleksi finalis : 8 Oktober – 8 November 2007
pengumuman peserta yang masuk final : 9 November 2007
presentasi finalis :
hari dan tanggal : sabtu, 24 November 2007
waktu : 07.30 – 16.15 WIB
tempat : Aula Gd.Baru Lantai 4, F MIPA UNS
4. pendaftaran
pendaftaran secra langsung atau via pos dngan mengirimkan karya dilampiri formulir pendaftaran serta slip pembayaran mellalui rekening BNI sbb
No.Rekening : 010 25 283 44
atas nama : Joko Suliyono
biaya pendaftaran : Rp50.000
5. hadiah
juara I : thropy mendiknas+sertifika t+Rp1.500. 000+hadiah sponsor
juara II : thropy gubernur Jateng+sertifikat+ Rp1.250.000+ hadih sponsor
juara III : thropy rektor UNS+sertifikat+ Rp1.000.000+ hadiah sponsor
INFORMASI LEBIH LANJUT LIHAT DI : http://mipa. uns.ac.id/ ~himatika
http://himatika. wordpress. com
http://www.ihmsi. com
ATAU DATANG KE SEKRETARIAT HIMATIKA F MIPA UNS Gd.A Lt.1, F MIPA UNS Jl.Ir.Sutami No.36 A Surakarta 57126
MOHON PARTISIPASI SAUDARA-SAUDARA SEKALIAN DENGAN MENGIKUTI LOMBA KARYA TULIS STATISTIK 2007
TERIMA KASIH

Belajar Mencintai

Jika cinta, pada semua jenisnya, adalah kesadaran, adalah perasaan, adalah tindakan, maka cinta pada akhirnya adalah kemampuan yang terintegrasi dalam seluruh aspek kepribadian kita. Kemampuan seseorang untuk mencintai adalah gambaran paling utuh dari seluruh kapasitas kepribadiannya.
Hanya orang-orang dengan kepribadian kuat dan kapasitas besar yang mampu mencintai. Orang-orang yang lemah, yang setiap saat bisa kita saksikan di sekitar kita, tidak akan pernah mencintai. Bahkan untuk mencintai diri mereka sekalipun. Takdir mereka adalah menantikan cinta dan kasih sayang orang-orang kuat.
Orang-orang kuat mencintai dengan segenap kesadarannya. Maka mereka terus menerus memproduksi kebajikan demi kebajikan. Sementara orang-orang lemah bahkan tidak memiliki kesadaran untuk mencintai. Maka mereka terus-menerus mengkonsumsi kebajikan orang-orang kuat. Itu sebabnya orang-orang kuat dalam masyarakat selalu merupakan faktor kohesi yang merekatkan masyarakat. Mereka merekatkan masyarakat dengan cinta dan kebajikan mereka.
Makna inilah yang ditebarkan oleh Rasulullah saw begitu beliau tiba di Madinah dan memulai kerja membangun Negara baru itu: “Wahai sekalian manusia, tebarkan salam, berikan makan, bangun sholat malam saat orang-orang tertidur, niscaya kalian akan masuk surga dengan penuh damai.”
Ini merupakan penjelasan bagi keterangan selanjutnya. Bahwa untuk bisa mencintai, bahwa untuk menjadi pecinta sejati, kita harus mengembangkan kapasitas dan kepribadian kita untuk menjadi lebih baik secara berkesinambungan, pelajaran tentang bagaimana menjadi manusia yang produktif untuk bisa memberi, pelajaran tentang bagaimana menjadi orang kuat yang penyayang, pelajaran tentang bagaimana melimpahruahkan kebajikan abadi bagi penumbuhan kehidupan orang-orang di sekitar kita yang kadang berujung tanpa sedikitpun rasa terima kasih, atau bahkan penolakan.
Ini bukan pelajaran tentang teknik atau keterampilan mencintai seperti ketika belajar tentang teknik berkomunikasi dengan orang lain, atau bagaimana merebut hati seseorang untuk suatu hubungan cinta asmara. Bukan. Sama sekali bukan tentang itu.
Ini adalah pelajaran tentang bagaimana membangun kembali dasar-dasar kepribadian yang kokoh dan tangguh, yang memungkinkan kita mencintai secara sadar, bertanggungjawab dan bertindak produktif untuk membuktikan cinta itu dalam kenyatan. Dan dengan begitu, cinta bukan saja berefek pada perbaikan berkesinambungan terhadap hubungan-hubungan kemanusiaan kita, tapi juga terutama pada perbaikan kehidupan kita seluruhnya secara berkesinambungan.
Dan ini mungkin dan terbuka. Semua kita bisa mempelajarinya. Alasannya sangat sederhana.
Rasulullah saw bersabda: “Ilmu diperoleh dengan belajar. Kesabaran diperoleh dengan belajar menjadi sabar. Kesantunan diperoleh dengan belajar menjadi santun.”
Ini menjelasakan bahwa di samping karakter-karakter bawaan yang melekat dalam diri kita sebagai warisan genetic, semua karakter lain bisa kita peroleh dengan mempelajari dan mengimplementasikan nya dalam kehidupan kita.
Begitu juga cinta. Begitu juga cinta. Semua kita bisa mencintai. Semua kita mungkin menjadi pecinta sejati. Asal kita mau belajar. Asal kita mau belajar bagaimana mencintai.

bersyukurlah…wahai teman

coba kita sisihkan waktu sejenak untuk bersyukur kepada tuhan atas hal-hal baik dalam hidup kita. Renungkan tentang apa yang talah kita capai, orang – orang yang memperhatikan kita, pengalaman yang telah kita dapatkan , keahlian dan minat yang kita miliki, apa yang kita percayai, dan hal-hal terindah dalam hidup kita.

Hal-hal yang kita hargai, pelihara, dan jaga, akan terus meningkat dlam hidup kita. Keilmpahan dimulai dengan rasa syukur. dengan rasa syukur yang tulus, kita akan dapat menghargai apa yang telah kita miliki, yang pada akhirnya akan mendorong kita secara mental, spiritual, dan fisik, untuk mencapai apa saja yang menjadi tujuan kita.

Bagaimana mungkin kita mendapatkan hal-hal yang lebih besar, bila kita tuidak bisa bersyukur atas apa yang telah kita miliki saat ini? Karena semuanya, hanya bisa dimulai dengan apa yang telah kita miliki tersebut

Kita tahu, bahwa kita dapat mencapai tujuan, karena kita pernah merintis hal seperti itu. Pengalaman adalah milik kita yang sudah sepatutnya kita syukuri. Maka tidak ada alasan untuk tidak mensyukuri apa yang telah kita miliki.

Kita wajib mensyukuri apa pun yang menimpa kita. Ini bukan masalah keberuntungan. Bersyukur menuntun kita untuk senantiasa menyingkirkan sisi negatif dari kehidupan ini. Mungkin kita dianggap tidak realistis. Namun, sebenarnya sikap kita lebih realistis, yaitu membebaskan diri kita dari kecemasan atas kesalahan.

Bersyukur mendorong kita untuk bergerak maju dengan penuh antusias. Bersyukur akan meringankan beban hidup kita. Semakin banyak kita mengingkari, semakin berat beban yang kita jejalkan pada diri kita sendiri. Kebanyakan orang lebih terpaku pada kegagalan lalu mengingkarinya. Sedikit sekali yang melihat pada keberhasilan lalu mensyukurinya. karena, kita takkan pernah berhasilĀ  dengan menggerutu dan berkeluh kesah. Kita berhasil karena kita berusaha keras. Sedangkan usaha kita lakukan karena kita melihat sisi positif. Hanya dengan bersyukurlah sisi positif itu tampak di pandangan kita.

Untuk Sebuah Nama

red_rose.jpg

Sometimes in life
you find a special friend
Someone who changes your life
just by being part of it.

 

Someone who makes you laugh
until you can’t stop
Someone who makes you believe
that there really is good in the world.
Someone who convinces you
that there really is an unlocked door
just waiting for you to open it.
This is Forever Friendship.

 

When you’re down,
and the world seems dark and empty,
Your forever friend lifts you up in spirit
and makes that dark and empty world
suddenly seem bright and full.

 

Your forever friend gets you through
the hard times, the sad times,
and the confused times.
If you turn and walk away,
your forever friend follows.
If you lose your way,
your forever friend guides you
and cheers you on.

 

Your forever friend holds your hand
and tells you that
everything is going to be okay.
And if you find such a friend,
you feel happy and complete,
because you need not worry.
You have a forever friend for life,
and forever has no end.

~tyo_math~